Sekolah Calon Ibu RN #2

Tulisan ini saya beri judul, “Titik Terlemah”.

Perlu saya beri tahukan kepada pembaca bahwa saya menuliskan tulisan ini ditemani secangkir jus jambu tanpa gula, buku Selimut Debu karya Agustinus Wibowo, dan lagu Budi Doremi yang judulnya Tolong, “tolong katakan pada dirinya, lagu ini kutuliskan untuknya, namanya selalu kusebut dalam do’a……”

Saya tidak akan membahas tentang Angela Merkel, Konselir Jerman yang sangat terkenal, PM New Zealand Jacinda Ardern, Menkes yang terjebak teori konspirasi, Bu Siti Fadhilah, atau Mbak Iim Fachima Jachja yang menjadi 25 Asia Best Young Entrepreneur of Business Week.

Selain tidak berkapasitas, saya hanya akan sedikit sharing ilmu dari Sekolah Calon Ibu Rumpun Nurani. Sederhananya, ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya.

Bismillah dulu ya, mohon maaf banyak kurangnya.

Pernahkah kalian mendengar kisah Khairiyah Husain Thaha? Eh jangan kesitu dulu. Hehe.

Pernahkah kalian mendengar kisah Sufyan At-Tsauri? Ibundanya pernah bilang begini:

“Wahai anakku, tuntutlah ilmu, aku siap membiayaimu dari pintalanku, Wahai puteraku, jika engkau telah mencatat 10 kalimat, maka perhatikan, apa engkau bertambah takut, sabar, dan sopan? Jika tidak demikian, ketahuilah bahwa kalimat tersebut akan berbahaya dan tidak bermanfaat bagimu”.


Dari pesan sang Ibunda, kira-kira apa yang bisa kita ambil pelajarannya?

Pertama tentu saja kerja keras dan pengorbanan sang Bunda. Kedua, adab dan hakikat ilmu itu sendiri.

Uwooo… kok terdengar berat syekali~

Mari kembali pada hari Sabtu yang sepoi-sepoi, 19 Oktober 2019, di Arraya Stable. Salah satu lokasi pacuan kuda di Yogyakarta. Tapi bukan soal kuda dan pacuannya, ini tentang apa yang kami lakukan disana.

And here we are….

Saya berangkat kesana bersama Icha, rekan satu kelompok yang juga salah satu santri pondok di Yogyakarta. Kami menunggu hingga kelas dimulai sore harinya.

Materi sesi kali ini adalah Thibb An Nawawy, yang terbagi menjadi 4 bagian yakni,  mengenal bekam, peace moment, berkuda, dan memanah. Selain itu, juga ada sesi praktek.

It was an amazing moment with them!

  1. Bekam (Secara Teori)
Materi ini disampaikan oleh Ustadz Yazid. Kelas dibuka oleh Teh Deri.

Bekam sudah dikenal oleh masyarakat Mesir Kuno dan Yunani, hal ini diketahui dari Prasasti Burdi. Kemudian berkembang di Cina, India, Eropa, dan Amerika beberapa abad lalu. Bekam artinya menghisap, menyedot permukaan kulit dengan alat, lalu mengeluarkannya.

Hukumnya, di Sunnahkan Rasulullah.

Adapun ilmu yang perlu diketahui saat bekam adalah anatomi tubuh dan letak otot.

Bekam, mengeluarkan darah kotor yang berisi racun.

Alat-alat bekam adalah piston, kop, lanset pen, kapas, glove, masker, minyak zaitun (pelumas), alkohol.

Tanggal melakukan bekam disunnahkan tanggal 15, 17, 19, dan 21.

Kami mencatat materi yang ditampilkan di layar, dan sesekali mengangguk. Saya bertanya dalam hati, “Apakah seorang istri, ibu, harus bisa bekam?”

Dan jawabannya…. Ada diujung langit, kita kesana dengan seorang anak, anak yang tampan dan juga pemberani…. #dragonball

Ustadz Yazid melanjutkan lagi.

IMG-20191019-WA0038

“Pembekam harus mengetahui keadaan pasien, keluhan, riwayat sakit, dan kebiasaan-kebiasaan pasien”.

saya  menghela nafas, can i do that?

  1. Ruqyah (Terapi Gangguan Jin)
Ruqyah erat kaitannya dengan aktivitas jin yang mengganggu manusia.

Jin menggoda manusia bisa jadi karena tanpa sebab, suka pada manusia, merasa terganggu, serangan sihir, klenik, dan titipan masa lampau.

Orang yang melakukan Ruqyah syar’iyah.

  1. Yakin dan percaya diri

  2. Lancar membaca Qur’an

Adapun surah-surah untuk ruqyah adalah sebagai berikut

Al Fatihah, Al- Baqarah 1-5, 103, 255, 256, dan 257.

  1. Konsep Ibu Dahsyat (Dijelaskan oleh Teh Deri)
“Kita akan masuk ke materi tentang Ibu Dahsyat, landasan yang harus dipegang untuk menjadi Ibu Dahsyat dimasa depan. Tolong ini dicatat ya, Mbak”.

Q.S Al- Fathir:32

- Dzalimun Linafsihi (Quitter)

Daya juang rendah, mudah dipengaruhi, fujur> taqwa

- Muqtashid (Camper)

Darah juang sedang, kadang mudah dipengaruhi, fujur = taqwa

- Sabiqun bil Khairat (Climber)

Daya juang tinggi, mempengaruhi, fujur< taqwa

Ibu Dahsyat : Tangguh, Tanggap, Terampil, dan Solihah

“Apasih Indikator Ibu Dahsyat ini?”

  • Baca Qur’an tiap malam

  • Shalat Malam

  • Beriman dan beramal shaleh

  • Menyuruh pada kebaikan

  1. Aku dan Rabbku.

“Silahkan bertanya pada diri masing-masing, Siapa yang mendominasi hidup kita?”

Kami diam, saya memandang Teh Deri.

Suasana hening.


“Coba tanyakan pada diri sendiri,  asal manusia itu darimana? Mau ngapain dalam hidup ini? Dan mau kemana setelah hidup?”

Suasana semakin hening.

“Mbak, mengapa dalam hati masih ada benci, dendam, kecewa, marah, sedih. Bukannya semua karena Allah?”

Saya hanya berkedip-kedip.


Pertanyaan sederhana, dengan jawaban yang tak pernah sederhana.

Teteh masih melanjutkan materi.

DNA Bahagia
  • Senyum 80% dari hati dan 20% terlihat secara fisik

  • Tanggalkan Jubah Allah (kesombongan)

  • Musnahkan berhala di hati, segala sesuatu yang menuhankan pada diri sendiri, ikhtiar, padahal hasil itu milik Allah.

“Mbak, Posisi terbaik seorang hamba adalah saat merasa fakir dan lemah”.

Wohhh ingeett tuuh, jangan sok kuat deh!

Next, apasih definisi tangguh, tanggap, terampil?

Tangguh :

- Pantang mengeluh

- Sungguh-Sungguh

- Pantang jadi beban

- Selalu mau bangkit 

Tangguh meliputi hati, pikiran, dan tubuh.

Contohnya, Khadijah, Hajar, Istri Nabi Ayub, Ummu Sulaim.

Tanggap (Pekerjaan Hati):

  • Melakukan yang harus dilakukan

  • Mendengar dan mengerti apa yang didengar

  • Bertindak dan berucap

Contohnya: Asma binti Abu Bakar, Ummu Aiman

Terampil
  • Banyak keterampilan untuk kemandirian hidup

  • Punya minimal lima keterampilan

  • Pribadi kaya manfaat

  • Memberi yang dibutuhkan masyarakat

Contohnya: Aisyah dan Fatimah

Muslimah Dahsyat :

Integritas (Jujur, good profile), Kapasitas (Inspirasi oriented), Komitmen (Loyalitas).

Sholihah, semangat, sehat, dan manfaat.

Hem.... padahal, perempuan itu consist of 80% rasa dan 20% logika.

Ada beberapa hal yang menggerus rasa, sehingga membuat perempuan merasa nyaman hidup sendiri, tidak membutuhkan pihak lain (laki-laki). 

  • Pendidikan atau intelektualitas

  • Pekerjaan, posisi settle

  • Istri mengambil peran suami

  • Sumbatan pipa jiwa, emosi negatif
Peace Moment.

Sadari perasaan, namai rasa yang ada, lawan dan seacara rasakan imajiner, ikhlaskan hati, depth/ self tapping.

Setelah semua materi selesai disampaikan, Teteh dan Ustadz Yazid meminta kami untuk berkelompok.

Satu kelompok melingkar, satu orang membacakan ayat-ayat ruqyah. Setelahnya? Terdengar suara-suara muntah. (Tidak akan saya lanjutkan untuk bagian ini).

Keesokan paginya, 20 Oktober 2019.

Kami latihan bela diri praktis, dipimpin oleh Mbak Ning, selaku ketua angkatan. Bela diri praktis ini sedikit mempelajari cara menghindari musuh, intinya jangan panik, tenang dulu. Kemudian carilah titik terlemah dan lawan pada titik itu. Saya jadi ingat mengapa asrama saya yang dulu mewajibkan taekwondo.

IMG-20191020-WA0059

Setelah selesai bela diri praktis, dilanjutkan berkuda dan memanah secara  bergantian tiap kelompok.

IMG-20191020-WA0013

 

Setelah itu games yang sangat seru. Selain bermain, kekompakan, ketangkasan, dan kecerdasan diuji. Adapun permainan yang dilakukan ialah sebagai berikut;

Membuat menara dari pipet

Membuat menara tingkat satu sampai harus bisa mengibarkan bendera

Lempar bola tiap kelompok

Menyebrangi jembatan bambu

Menjaga lilin, terus disiram ama panitia, semuanya basah.

Jika kalian bertanya apa yang saya rasakan dan dapatkan? Jawabannya tentu akan sangat panjang.

IMG-20191019-WA0019

Saya sangat suka peace moment, momen dimana kami mengetuk “pintu-pintu” tertentu dengan 3 jari (telunjuk, tengah dan manis)

Titik-titiknya;

Ubun-ubun, pelipis mata, bawah mata, diantara hidung dan mulut, dagu, dibawah tulang iga, dekat dada, bawah ketiak, dan jari-jari (jempol, telunjuk, tengah, kelingking, kecuali jari manis (reproduksi).


Jika ingin melakukan peace moment secara mandiri, mulailah dengan menarik nafas dalam-dalam, lalu jari telunjuk, tengah dan manis dirapatkan. Mulai dengan mengetuk bagian ubun-ubun sambil berujar “Ya Allah, aku kecewa ama dia, soalnya dia gak peka, gak maju-maju, gitu maju malah ke orang lain. Aku kecewa tapi aku menerima, tolong bantu untuk mengikhlaskan ya Allah”.

Kemudian 3 jari tadi pindah ke pelipis kanan, sembari berujar, “Ya Allah aku menerima segala takdirmu, batalnya proses, drama menuju pernikahan yang juga berujung gagal, dan segala yang menyakitkan, aku sungguh sedih dan kecewa, namun aku minta maaf, Rabb”.

Begitu seterusnya.

(Anyway, saya bukan curhat, saya hanya memberi contoh)


Self tapping diulang berkali-kali, dan ini sangat baik untuk meredakan segala emosi negatif, membangun kembali ketenangan dan kenyamanan hati.

kalau boleh jujur, malam itu sungguh hening, bintang bertaburan, malam semakin larut namun semakin hidmat. Sementara isak tangis mulai bersahut-sahutan.

Sesak, sesal, amarah, kecewa, rapuh, merendah.

Sayup-sayup, sesuatu telah menganak sungai, rasa kecewa teramat dalam.

Terbatuk, muntah, menangis lagi.

Kami telah menjadi selemah-lemahnya manusia.

IMG-20191020-WA0064

 

Rere, 8 Juni 2020.

22.51 WIB, Kota Rindu.

 

You Might Also Like

0 comments